Zakharia suami Elizabeth adalah imam di bait Allah, Alkitab bersaksi bahwa ia "benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat". Benar-benar pelayan Tuhan yang hidup dalam kekudusan. Suatu kali Zakharia mendapat berita baik dari seorang malaikat. Dikatakan, doa Zakharia dikabulkan Tuhan. Sebentar lagi isterinya akan mengandung & melahirkan seorang anak.
Walau berita malaikat tersebut adalah berita gembira, namun Zakharia tidak mampu untuk percaya, sekalipun ia tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu.
Keraguan imam Zakharia memang bisa dimaklumi. Pertama, usia ia & isterinya memang sudah lanjut, kedua, isterinya mandul.
Lukas 1:18, "Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."
Lukas 1:7, "Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."
Bisa jadi Zakharia & isterinya sudah berhenti berdoa minta anak, tapi ternyata, Tuhan tidak pernah melupakan doa mereka. Hanya saja, doa mereka diwujudkan Tuhan di saat mereka telah lanjut usia (pada waktu yang telah ditentukan Tuhan).
Pengkotbah 3:1-2, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ..."
Yang mengherankan dari kisah di atas, Zakharia yang adalah imam bait Allah yang hidup dalam kekudusan & ketaatan, ternyata tidak bisa percaya bahwa Tuhan sanggup memberi seorang anak di usianya yang sudah tua. Sebagai seorang imam di bait Allah, Zakharia pasti mengetahui mukjizat kelahiran Ishak putra Abraham bapa leluhurnya. Ishak pun lahir di masa tua Abraham. Kisah kelahiran Ishak yang ajaib itu ternyata tidak sanggup 'mendongkrak' iman Zakharia.
Sekalipun keraguan Zakharia bisa dimaklumi, tapi tidak ditolerir Tuhan, Tuhan membuat Zakharia bisu hingga Elizabeth isterinya mengandung.
Pertanyaannya, mengapa Zakharia tidak sanggup percaya? Jawabannya sederhana, Zakharia melihat sebuah keterbatasan fisik.
Saya yakin, Zakharia bisa percaya beberapa mujizat dapat terjadi, namun ia tidak dapat percaya bahwa punya anak di masa tua dapat terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa iman Zakharia tidak bertumbuh sampai pada tingkatan tertentu.
Dari sini kita tahu, bahwa ternyata ada mujizat-mujizat tertentu, yang hanya dapat kita alami bila kita memiliki iman pada tingkatan tertentu juga. Tahukah Anda, bahwa setiap mukjizat punya tingkat kemustahilannya sendiri? Ada mukjizat tertentu yang memiliki tingkat kemustahilan yang lebih tinggi dari mukjizat yang lain. Bahkan, bila kita memperhatikan dengan baik setiap mukjizat di Alkitab, kita akan mendapati bahwa ada mujizat yang memiliki tingkat kemustahilan yang cukup ekstrim bahkan ada yang sangat ekstrim. Dan mukjizat yang terekstrim kemustahilannya yang disebut Alkitab ada di ayat-ayat berikut:
Yosua 10:12-13, "Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.
Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN."
Situasi dan keadaan di hari-hari ini, telah menjadi makin tidak masuk akal. Karenanya, kita tidak punya pilihan lain kecuali iman kita harus terus bertumbuh ke level/tingkatan yang lebih tinggi. Karena untuk dapat menang terhadap situasi dan keadaan di hari-hari ini, kita harus mengalami mujizat yang tingkat kemustahilannya juga lebih tinggi.
2 Korintus 10:15, "... Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, ..."
0 comments:
Post a Comment