PENGANTIN PANIK


Di hari bahagia, di hari pernikahannya, seorang pengantin pria mendadak panik, padahal pengantin wanita telah sampai di altar. Demi menyembunyikan wajah paniknya, ia segera berbalik membelakangi pengantin wanita.



Sang pengantin pria mendadak panik, lantaran ia melihat isterinya yang telah ia nikahi 5 tahun lalu (dan masih menjadi isterinya sampai sekarang), masuk dari pintu masuk gereja dan duduk di bangku gereja mengikuti upacara pernikahan yang sedang berlangsung.
Sang pengantin pria bingung bukan kepalang, entah bagaimana, isterinya kok bisa hadir di gereja. "Celaka 12!!! Mesti gimana nih gua, ...????" Jerit pengantin pria dalam hati. Namun jeritan tinggal jeritan, tak seorangpun yang dapat menolongnya keluar dari situasi sulit tersebut, bahkan para malaikat pun tidak.
Beberapa saat kemudian, ketika pak pendeta meneruskan upacara pernikahan, Anda pasti bisa menebak yang terjadi kemudian, ... seorang wanita di salah satu bangku gereja berdiri dan berteriak histeris, lalu timbul kekacauan, dan ... upacara pernikahan pun berhenti 'dalam tempo yang sesingkat-singkatnya'.  

Pengantin pria adalah seorang yang telah beristeri. Dan rupanya, ia tidak puas beristeri satu, ia tidak mampu mengekang nafsunya, hingga di tempat lain ia ingin punya isteri yang kedua. Upacara pernikahan di atas adalah pernikahan dengan isteri yang kedua.
Jeritan isteri pertama sangatlah wajar, karena tanpa sepengetahuannya sang suami menikahi wanita lain. Di sisi lain, ia tentu saja berontak terhadap kenyataan bahwa suaminya sedang menikahi isteri kedua. Ia tidak mau dimadu. 

catatan hikmat >> secara normal, tidak ada seorang wanita pun yang rela dimadu. Karena dari mulanya Tuhan mencipta dan menetapkan satu wanita menjadi isteri untuk satu pria.

1 Tesalonika 4:4, "...supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, ..."

Kejadian 2:22, "Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu."

Pada dasarnya, tidak ada satupun didunia ini yang sanggup memuaskan batin dan nafsu manusia. Karena selain Tuhan, semua yang ada di sekitar manusia hanyalah mahluk ciptaan, bagaimana mungkin ciptaan memuaskan batin sesama ciptaan? Batin manusia hanya bisa dipuaskan oleh Pencipta-nya. 
Salomo raja yang super kaya, dengan kekayaannya telah berusaha memuaskan batinnya dengan cara mewujudkan semua keinginannya. Termasuk di dalamnya dengan memiliki banyak isteri dan gundik. Salomo tidak puas memiliki satu isteri, ia mengambil satu isteri lagi, namun tetap tidak puas. Salomo mengawini wanita berikutnya dan begitu seterusnya hingga akhirnya ia memilik 700 orang isteri (permaisuri). Bahkan itu terus berlanjut dengan memiliki 300 gundik.

1 Raja-raja 11:3, "Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN." 




Salomo dapat memiliki 1000 orang wanita yang siap melayaninya setiap saat, karena ia memiliki kekuatan keuangan yang sangat luarbiasa. Kalau seandainya pernikahannya dengan wanita kedua berjalan dengan lancar, maka nampaknya, pengantin pria di atas akan menikahi wanita ketiga beberapa waktu kemudian. Apalagi bila ia punya banyak uang.
Sebuah kenyataan sekaligus kebenaran yang ditemui Salomo kemudian (setelah memilik 1000 wanita) adalah ia tidak juga puas. Hingga ia menulis dalam kitab pengkotbah sebagai berikut:

Pengkotbah 2:11, "Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari."

Karenanya, Salomo pun juga mendapati bahwa manusia harus belajar merasa cukup dan mengucap syukur atas semua yang telah dikaruniakan sang pencipta. Dan tentu saja juga dalam hal memiliki isteri:

Pengkotbah 9:9, "Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup ..." 

Pengkotbah 2:24-25, "Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?"

Si pengantin panik akhirnya menyadari bahwa Tuhanlah yang menghadirkan isterinya di gereja pada hari itu, agar pernikahan yang tidak sah di mata Tuhan itu dibatalkan. Dan belakangan ia tahu bahwa ibunya telah tekun mendoakannya agar pernikahannya yang kedua batal. Karena selain dirinya sendiri dan beberapa rekannya yang mengetahui rencana pernikahan keduanya, ibunya juga mengetahui. Dan ibunya telah beberapa kali mencoba menegur juga memperingatkan, tapi ia mengeraskan hati. 
Si pengantin panik kemudian menyerahkan dirinya secara total kepada Tuhan. Ia juga meminta pengampunan dari isterinya. Walau diperlukan sejangka waktu, namun akhirnya sang isteri dapat mengampuni suaminya, keluarga mereka pun dipulihkan oleh Tuhan.


Share on Google Plus

About Yedija Prima

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment