TIPE IMAN yang SALAH


Yohanes 20:29, Kata Yesus kepadanya (Thomas): “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Kecenderungan manusia sejak Adam makan buah pohon pengetahuan baik & jahat adalah, sulit mempercayai Tuhan sepenuh hati. Manusia cenderung 'percaya' setelah melihat sebuah bukti. Sebenarnya apa yang kita sebut dengan 'iman Thomas' adalah tipikal dari 'iman' manusia pada umumnya. Kalau kita perhatikan, kesebelas murid Yesus yang lain pun punya tipe iman yang sama. Kesebelas murid Yesus pada dasarnya, cenderung 'percaya' setelah melihat sebuah bukti. Dan kenyataannya, bukan hanya para murid Yesus saja yang demikian, kita pun juga.

Namun berbeda dengan kita orang dewasa, anak-anak cenderung mudah percaya secara penuh kepada Tuhan walau tanpa melihat bukti. Saya pribadi sudah mendengar beberapa kesaksian dari para orangtua yang mengatakan bahwa bila anak mereka berdoa, akan tekun berdoa hingga Tuhan menjawab. Dan seringkali Tuhan menjawab doa anak-anak.

'Kehebatan' anak-anak dalam mempercayai Tuhan memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan mereka mampu meminta sesuatu yang menurut pendapat orang dewasa, mustahil akan dijawab oleh Tuhan. Tahukah Anda, ada seorang anak yang mampu percaya & berdoa agar Tuhan membuat dia bisa terbang? Dan ada juga, anak kecil yang berdoa pada Papa Yesus agar ia diberi kumis tebal lantaran sang anak kagum pada kumis papanya yang tebal nan bagus.
Beberapa waktu lalu, dalam sebuah perjalanan, saya mendengar anak saya yang masih berumur 4 tahun berdoa, "Papa Yesus, aku pengin lihat mesin giling seperti yang diceritakan bu guru." Dan tidak lama kemudian sebuah mesin giling pun lewat tepat di depan anak saya!!! Ruaarrr biasa!!


Bila Anda bertanya, mengapa anak-anak mampu percaya secara penuh, maka jawabannya sederhana, anak-anak 'percaya bukan karena melihat', sedangkan orang dewasa 'percaya karena melihat' (masalahnya, semakin dewasa seseorang, makin 'lebarlah' matanya). Dengan kata lain, bila seorang anak percaya kepada Tuhan, ia percaya karena 'hanya percaya' saja.
Namun yang menarik kemudian, walau awalnya anak-anak 'percaya bukan karena melihat', tapi seiring dengan pertambahan usianya, anak-anak makin  'percaya karena melihat'. Terjadi pergeseran di kemudian hari. Hal itu terjadi dikarenakan, makin dewasa anak-anak, juga makin banyak yang bisa mereka lihat, sementara pengenalan mereka akan Tuhan kurang berkembang (sebenarnya, salah satu tugas para orang tua adalah, menjaga agar anak-anak mereka tetap 'percaya bukan karena melihat' hingga beranjak dewasa).

Di hari-hari ini, orang makin sulit untuk menjadi bahagia. Hal tersebut dikarenakan mereka makin sulit beriman kepada Tuhan. Kenyataan hidup sudah 'makin tidak masuk akal'. Sementara apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam ayat di atas, kebahagiaan akan dimiliki oleh mereka yang percaya walau tidak melihat. Ironis bukan?!! Sadar atau tidak, kita sudah terlalu biasa dengan 'melihat dulu baru percaya'. Segala sesuatu kita nilai berdasarkan pengertian kita sendiri. Kebiasaan 'melihat dulu baru percaya' adalah kebiasaan yang sangat buruk sekaligus sangat merugikan.


Bila kita ingin berbahagia dalam hidup yang berat di hari-hari ini, maka tidak ada pilihan lain kecuali kita mengubah kebiasaan buruk kita. Mulailah miliki kebiasaan 'percaya walau tidak melihat', tipe iman yang benar. Perbaharuilah pola pikir kita yang mengatakan 'segala sesuatu harus masuk akal & ada buktinya dulu'. Kebiasaan yang salah berasal dari pola pikir yang salah.

Roma 12:2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (pikiranmu - KJV), ..."


Di dalam alkitab, banyak sekali kebenaran yang akan mampu memperbaharui pola pikir kita yang salah. Milikilah pola pikir yang benar dengan memiliki pemahaman firman yang benar, ubahlah kebiasaan yang salah, milikilah kehidupan "karena percaya, bukan karena melihat", dan ... raihlah kebahagiaan sejati.


2 Korintus 5:7, " --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat--"


SIDOMUNCUL ANGELS CAKE

Loading...
Share on Google Plus

About Yedija Prima

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment