Bait Allah Salomo (Bait Allah pertama yang pernah dibagun) ... dihancurkan pada tahun 586 SM oleh pasukan Nebukadnezar II, raja Babilonia. Peristiwa ini merupakan salah satu momen paling tragis dalam sejarah bangsa Israel, yang menyebabkan kehancuran Yerusalem dan pembuangan bangsa Israel ke Babel.
Latar Belakang Kehancuran
Setelah Raja Salomo wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua: Kerajaan Israel (Utara) dan Kerajaan Yehuda (Selatan). Yehuda tetap mempertahankan Bait Allah di Yerusalem, tetapi mengalami banyak kemerosotan spiritual dan politik. Raja Yehuda saat itu, Zedekia, memberontak melawan kekuasaan Babilonia dengan mengandalkan bantuan Mesir. Tindakan ini membuat Nebukadnezar marah dan mengirim pasukannya untuk menghancurkan Yerusalem.
Kemudian Babilonia mengepung Yerusalem selama sekitar 18 bulan, menyebabkan kelaparan dan penderitaan yang luar biasa bagi penduduknya. Akhirnya, pada tahun 586 SM, tembok Yerusalem ditembus, dan kota itu dihancurkan.
Proses Kehancuran Bait Allah
Pasukan Babilonia membakar Bait Allah dan merusak seluruh struktur bangunannya. Perabotan suci seperti Lilin Emas, Mezbah Dupa, dan Bejana- Bejana Perak dijarah dan dibawa ke Babel. Tabut Perjanjian, yang ada di Tempat Mahakudus, menghilang dan tidak pernah ditemukan kembali.
Sebagian besar rakyat Yehuda dibunuh atau dibawa sebagai tawanan ke Babilonia (Pembuangan Babilonia), termasuk para bangsawan dan imam.
Dampak Kehancuran
Akhir dari Kerajaan Yehuda – Setelah kehancuran Bait Allah, Yehuda tidak lagi memiliki pemerintahan sendiri dan berada di bawah kekuasaan Babel.
Pembuangan ke Babel – Orang-orang Yahudi hidup sebagai tawanan selama sekitar 70 tahun, hingga Raja Persia Koresh Agung mengizinkan mereka kembali ke Yerusalem.
Pembangunan Bait Allah Kedua – Setelah kembali ke Yerusalem, bangsa Yahudi membangun Bait Allah Kedua pada tahun 516 SM, tetapi tidak semegah yang pertama.
Makna Kehancuran Bait Allah
Dalam kepercayaan Yahudi, kehancuran ini dipandang sebagai hukuman dari Tuhan atas dosa dan penyimpangan bangsa Israel.
Sedangkan dalam pandangan sejarah, kehancuran ini menandai pergeseran besar dalam kehidupan religius Yahudi, yang beralih dari ibadah berbasis persembahan di Bait Allah menjadi ibadah berbasis Taurat dan sinagoga.
Dalam teologi Kristen, peristiwa ini sering dikaitkan dengan penghakiman Allah serta nubuat tentang kehancuran yang lebih besar di kemudian hari.
Catatan: Di hadapan murid-murid Nya, Yesus suatu kali mengucapkan sebuah nubuatan tentang kehancuran Bait Allah kedua:
Matius 24:2 Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Penggenapan dari nubuatan ini terjadi ketika jenderal Titus Flavius Vespasianus menyerbu Yerusalem.